Komunikasi dapat didefenisikan
sebagai penyampaian informasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yang vital
dalam organisasi karena komunikasi diperlukan untuk mencapai efektifitas dalam
kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manejemen konflik
serta proses-proses organisasi lainnya.
Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi
menurut Onong Uchyana Effendi, dalam bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi” hal.
50, komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
1.
Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu
dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan
pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan bersama.
2.
Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang
ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas.
Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi
antar pribadi.
3.
Komunikasi massa
Komunikasi
massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan
elektronik.
Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan berbeda satu sama lain. Namun terdapat juga persamaan diantara definisi itu. Kamus Umum memberi beberapa pengertian tentang kepemimpinan. Dalam satu segi, kepemimpinan menunjuk pada posisi atau jabatan kantor. Dalam arti yang lain, kata kepemimpinan dipakai untuk menunjuk kemampuan seseorang untuk memimpin. Arti lain mengatakan bahwa kepemimpinan berkenaan dengan tindakan memimpin orang-orang lain atau menunjuk pada satu kelompok orang.
Definisi kepemimpinan berbeda satu sama lain. Namun terdapat juga persamaan diantara definisi itu. Kamus Umum memberi beberapa pengertian tentang kepemimpinan. Dalam satu segi, kepemimpinan menunjuk pada posisi atau jabatan kantor. Dalam arti yang lain, kata kepemimpinan dipakai untuk menunjuk kemampuan seseorang untuk memimpin. Arti lain mengatakan bahwa kepemimpinan berkenaan dengan tindakan memimpin orang-orang lain atau menunjuk pada satu kelompok orang.
Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang lain supaya mereka dapat bekerja sama mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan bukanlah jabatan semata, lebih dari itu, kepemimpinan adalah kesanggupan yang dipunyai oleh seseorang untuk mempengaruhi opini, sikap, dan tingkah laku orang-orang lain. Hal ini berarti bahwa seorang yang sanggup mengarahkan atau mempengaruhi orang lain pada satu posisi bisa berfungsi sebagai seorang pemimpin.
Warren Bennis, mengatakan kepemimpinan merupakan kekuatan di balik sukses organisasi yang akan menciptakan organisasi itu dapat hidup dan berdiri kokoh. Kepemimpinan perlu untuk menolong organisasi mengembangkan pandangan baru, bagaimana supaya mereka dapat maju, kemudian memobilisasi perubahan organisasi menuju pandangan baru. Pemimpin yang baru adalah yang dapat menggerakkan orang-orang bekerja, yang dapat meningkatkan pengikut menjadi pemimpin, dan mendorong pemimpin sebagai agen pembaharuan.
Ullich menulis, yang dimaksud denga seorang pemimpin adalah seorang yang mampu mengilhami orang-orang lain dengan satu keinginan untuk mengikuti petunjuknya, dan teladannya dalam mencapai maksud yang diinginkan oleh mereka yang menyatakannya dengan amat sadar.
Dari definisi-definisi diatas , bahwa kepemimpinan merupakan bagian penting organisasi, dan itu dijalankan untuk kepentingan manusia dalam organisasi itu secara luas.
Dalam kehidupan kita sehari-hari khususnya dalam
berorganisasi baik itu organisasi masyarakat sipil (OMS) ataupun organisasi
pemerintah (Lembaga Pemerintah), sering kita memperbincangkan pola kepemimpinan
yang berjalan di organisasi kita. Organisasi dimaksud dapat berupa sebuah
organisasi kecil yang terdiri dari beberapa orang ataupun organisasi besar
lainnya dengan jumlah orang yang diorganisir lebih banyak lagi, seperti :
sebuah kantor lembaga pemerintah.
Perbincangan tentang sebuah kepemimpinan dalam suatu
organisasi (Lembaga Pemerintah, red), sering memunculkan kesan yang beragam dan
berbeda-beda baik positif maupun negatif. Hal ini tentunya sangat dipengaruhi pola
kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam lembaganya. Hal yang
paling menarik untuk didiskusikan adalah ketika seorang pemimpin dalam suatu
lembaga merasa telah berbuat banyak dalam organisasinya namun dari sudut
pandang bawahan atau orang yang dipimpim menganggap bahwa pola kepemimpinan
yang dijalankan oleh sang pemimpin selama ini tidak berjalan baik, namun
faktanya sang bawahan tidak berani menyuarakannya, karena ada rasa enggan
bahkan takut.
Berbekal pada isu diatas, saya ingin membuat beberapa catatan yang tentunya dapat memberikan sedikit masukan bagi siapa saja yang membaca tulisan ini untuk memahami salah satu aspek yang mungkin saja melatarbelakangi kondisi diatas. Aspek penting tersebut adalah aspek Komunikasi yang menurut hemat saya adalah merupakan salah satu aspek penting dalam jalannya kepemimpinan yang efektif.
Pentingnya Komunikasi dalam kepemimpinan Organisasi
Dalam hubungan kepemimpinan dengan orang-orang yang dipimpin, komunikasi merupakan salah satu pokok penting. Seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan bawahannya juga dengan atasannya. Komunikasi yang baik akan menolong menciptakan rasa kebersamaan dalam satu kelompok atau organisasi. Komunikasi yang tepat guna akan menghilangkan beda pengertian antara bawahan dan pimpinan maupun diantara bawahan itu sendiri.
Apakah komunikasi yang tepat guna itu? Komunikasi tepat guna adalah salah satu proses yang melibatkan pemindahan informasi dan artinya, sehingga penerima informasi itu memberi interpretasi sesuai yang dimaksud oleh penginformasi tersebut. Komunikasi yang tepat guna berlangsung baik apabila terdapat hubungan yang baik diantara kelompok. Dalam hal ini tentu harus terdapat saling menghargai dan menghormati antara pimpinan dan bawahan.
Dalam organisasi terdapat saluran komunikasi formal dan informal. Pemimpin yang baik harus dapat memahami kedua saluran ini. Kepemimpinan yang tepat guna adalah pada waktunya dapat menjalankan kedua saluran komunikasi tersebut. Dalam hubungan bawahan dan pimpinan perlu memupuk komunikasi tidak formal. Seringkali komunikasi tidak formal lebih berdaya guna dibanding dengan komunikasi formal dalam hubungannya dengan memupuk kerjasama untuk mencapai tujuan.
Sumber : www.batan.go.id
wahyurezkianto.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar